SUMBER BIODIESEL DI PEKARANGAN
Agustus 21, 2011 Tinggalkan komentar
SUMBER BIODIESEL DI PEKARANGAN |
||
SUMBER : http://www.indobiofuel.com/gratis%2015.php
Sebutir buah sejuta manfaat sesaat lagi bakal disandang alpukat. Ketebalan buah yang menggiurkan berpadu dengan kegunaan biji sebagai bahan bakar alias bio energi. Kelak bukan mustahil mobil berbahan bakar minyak alpukat akan melintas dijalanan layaknya mobil biasa. Beragam penelitian mendukung penggunaan minyak alpukat sebagai biodiesel. The National Biodiesel Foundation (NBF), telah meneliti buah persea sebagai bahan bakar sejak 1994. “Alpukat mengandung lemak nabati yang tersusun dari senyawa alkyl ester,” papar Joe Jobe, executive director NBF. Bahan ester itu memiliki komposisi sama dengan bahan bakar diesel solar, bahkan lebih baik nilai cetane nya dibandingkan solar. Pantas bila gas buangannya pun lebih ramah lingkungan. Banyak Pilihan Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI), Bogor, Jawa Barat, mengujicobakan palm biodiesel sejak 1992. “Dengan kecepatan konstan, konsimsi mesin, baik dengan solar maupun biodiesel hampir sama,” ujar Tjahjono Herawan dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit LRPI. Bahkan Penggunaan minyak sawit mampu mengurangi emisi karbon monoksida dan yang pasti bebas sulfur. Sebab, minyak sawit tidak mengandung sulfur dan tanpa karbondioksida. Zea mays alias jagung juga berpotensi diperas sebagai biodiesel. Selain biji, kulit dan batangnya mengandung etanol. Unsur itu dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan atau untuk pencampur bensin sehingga dihasilkan gasohol. Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Wahono Sumaryono, menjelaskan, bahan gasohol adalah singkong yang diproses menjadi ethanol anhydrous 99% atau bioetanol fuel grade (FGE). FGE dapat dicampur bensin hingga 20 %, sebagai aditif atau pengganti bahan bakar otomotif tanpa harus mengubah mesin yang sudah ada. “Beberapa negara yang telah lama mengaplikasikan gasohol antara lain Amerika Serikat, Kanada, India, Cina, dan Thailand, serta Brazil dengan etanol murni,” ujarnya. Guna memperlancar produksi biodisel itu, diperlukan kepastian ketersediaan singkong secara terus-menerus. Namun, hinga saat ini belum ada pabrik etanol di Indonesia yang mampu memproduksi FGE. Selain singkong, kelezatan kakao Theobroma cacao ternyata selezat manfaat yang didapat. Selain sehat bijinya mengandung 54-58% minyak lemak dari bobot kering. Sama halnya dengan jagung, minyak biji kakao mengandung etanol yang juga berpotensi sebagai bioenergi. Tanaman lain yang bisa diekstrak sebagai biodiesel: mimba Azadirachta indica yang 50% daging bijinya mengandung minyak lemak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Terestrial bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Institut Teknologi Bandung, melakukan ekstraksi alkohol pada daging biji nimba. Hasil ekstraksi berupa bungkil alkohol bila diperah menghasilkan minyak nimba. Melalui proses metalonisis atau etalonisis alias penghancuran alkohol akan dihasilkan biodiesel yang berkualitas. Alkoholis Produk biodiesel mentah yang dihasilkan dari proses metanolisis biasanya harus dimurnikan dari pengotor-pengotor seperti sisa-sisa metanol, katalis, dan gliserin. Itu dilakukan dengan menempatkan biodiesel mentah dalam wadah, disemprot air perlahan-lahan dari bagian atas. Selanjutnya tetesan air itu akan bergerak ke bawah sambil membersihkan biodisel dari pengotor-pengotor itu. Jadi, bersiap-siaplah untuk segera mengendarai mobil berenergi biodiesel yang ramah lingkungan. (Hanni Sofia) Tanggal Tayang : 27-9-2006 |